Kamis, 19 Oktober 2017

PERBEDAAN GURU SERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM SERTIFIKASI DI SDN 010239 SEI RAKYAT KAB. BATUBARA

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan  yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Guru adalah seorang insan yang mempunyai tugas mulia yaitu mencerdaskan umat manusia terlebih lagi peserta didiknya. Sosok seorang guru tidak hanya memberikan ilmu, tapi juga memberikan contoh baik, sebagai teladan, dan juga sebagai orangtua kedua dari peserta didik disekolah. Pemerintah mulai sadar betapa pentingnya peran guru bagi suatu pendidikan disebuah negara. Khususnya di negara Indonesia yang sedang berkembang dan sangat membutuhkan peran berbagai elemen untuk mewujudkan tujuan dari UUD 45 yaitu mencerdaskan bangsa khususnya peran seorang guru. Untuk itu, pemerintah pun telah menetapkan UU Guru dan Dosen pada tahun 2005. Didalam undang-undang tersebut, guru adalah seorang tenaga pendidik yang profesional dan mempunyai tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Oleh karena itu, guru yang telah mengikuti program sertifikasi berhak mendapatkan sertifikat dan pengakuan atas kompetensinya.
Jumlah guru di SDN 010239 Sei Rakyat berjumlah 16 guru. Jumlah guru yang sudah sertifikasi berjumlah 5 guru.  Tingkat pendidikan guru di SDN 010239 Strata 1 (S1).
AGE
JUMLAH
20-30
2
31-40
6
41-50
3
51-60
5
Sertifikasi merupakan perwujudan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menegah. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik di Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia bukan diakiatkan oleh rendahnya input pendidikan, akan tetapi diakibat oleh proses pendidikan yang tidak maksimal dan rendahnya kualitas guru.
Menurut Kunandar (2007 : 79) “Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Artinya jika guru belum memenuhi kualifikasi dan standar kompetensi yang sudah ditetapkan maka guru belum bisa mendapatkan gelar guru profesional”.
Sertifikasi adalah proses pemberian Sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru atau dosen sebagai tenaga professional. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera ( Jalal, 2007:1). Tidak  ada satu pun bangsa di dunia yang maju, modern dan sejahtera yang tidak memmiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Di lain pihak, pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu yakni guru yang professional, sejahtera dan bermartabat. Sebagaimana yang telah diterapkan di Negara lain seperti Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, pemerintah Indonesia juga melakukan intervensi langsung terhadap peningkatan mutu pendidikan dan ketanaga kepedidikan melalui UU. No. 14 Tahun 2005 yang lebih dikenal dengan UU Guru dan Dosen dalam bentuk sertifikasi guru. Kebijakan ini didasarkan pada beberapa permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan guru, beberapa masalah  tersebut antara lain sebagai berikut; berdasakan data dari KEMENDIKBUD jumlah guru yang dinilai layak mengajar masih dibawah 70%, dan mendapatkan skor yang sangat rendah untuk tes mata pelajaran, berdasarkan cacatan Human Development Index (HDI), terdapat 60% guru SD, 40% SMP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing- masing. Selain itu 17,2% guru atau setara denagn 69,477 guru mengajar bukan pada bidang studinya. Dengan demikian, kualitas SDM guru kita adalah urutan 109 dari 179 negara didunia. Untuk perlu dibangun landasan kuat untuk menigkatkan kualitas guru dengan standarisasi rata-rata bukan standarisasi minimal.
Dasar Hukum dari Sertifikasi yakni:  Undang-undang Nomor. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu tenaaga pendidik di Indonesia. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagai tenaga professional, guru diharapkan dapat meningkatkan martabat dan perannya sebagai agen pembelajaran. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru.
Tujuan sertifikasi juga dijelaskan oleh Samani (2006:10) adalah untuk menentukan tingkat kelayakan seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran di sekolah dan sekaligus memberikan sertifikat pendidikan bagi guru yang elah memenuhi persyaratan dan lulus uji sertifiasi. Dengan kata lain tujuan sertifikais untuk meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Secara rinci tujuan daripada program sertifikasi ini anatara lain menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik professional, meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, kemudian meningkatkan kesejahteraan guru dan meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Menurut Mangkunegara (2004 : 67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja guru merupakan suatu kemampuan yang dimiliki untuk diperlihatkan oleh lingkungan sekitar, untuk membuktikan prestasi dalam diri agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik, selain itu kinerja merupakan kesatuan dari kemampuan juga motivasi, karena kemampuan yang ada tidak akan terlihat atau muncul apabila tidak ada motivasi untuk mengerjakannya.
Menurut Rustaman (2001 : 461) “Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru yang sudah sertifikasi di SDN 010239 Sei Rakyat Kab.Batubara diperoleh informasi bahwa “ tingkat kinerja guru yang sudah sertifkasi profesi lebih baik dibandingkan guru yang belum memiliki sertifikasi profesi, karena guru yang sudah sertifikasi telah dibekali melalui pelatihan untuk menjadi guru yang profesional. Dalam pelatihan tersebut mereka dibimbing dan diberi bekal bagaimana menjadi seorang pengajar yang profesional. Untuk mendapatkan sertifikasi guru harus memiliki tingkat kinerja yang baik serta sudah lebih matang dalam mengajar.” Hal ini didukung lagi oleh Rosyidi dalam artikel di surat kabar internet Selasa (6/10/09) bahwa “Kinerja guru yang telah bersertifikasi hanya meningkat pada pola dan motivasi kerja. Namun kualitas pembelajaran atau peningkatan diri masih belum mengalami peningkatan”.


https://drive.google.com/file/d/0ByGtVhF1s0pwT0c2cGg0Zkx4R2s/view




https://drive.google.com/file/d/0B3veF_xJ1onYMEM2dkFlZnRwXzQ/view


https://drive.google.com/file/d/0B-k3cSUkM3IyRERGRi0yNFc3czQ/view


Minggu, 15 Oktober 2017

RANGKAIAN URAIAN TEORITIS

RANGKAIAN URAIAN TEORITIS
URAIAN TEORITIS
Uraian teoritis adalah narasi lengkap dan sempurna tentang variabel yang diangkat dalam judul skripsi dan konsep yang menyertai variabel tersebut.
Dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah(ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori dari hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti, yang dipaparkan dalam Bab ll (Uraian Teoritis) Tinjauan pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab l. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya tinjauan teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakuk an secara terpisah dalam satu sub-bab tersendiri.
Uraian Teoritis juga bisa merupakan kajian teori, yang merupakan paparan teori-teori atau konsep-konsep yang menjadi dasar pengetahuan yang diperlukan dalam anĂ¡lisis dan pembahasan penelitian. Definisi atau teorema yang diambil dari referensi atau buku harus mencantumkan sumbernya.
            Sebuah uraian teoritis bukanlah deskripsi lokasi penelitian. Uraian teoritis tidak boleh memuat Demografi, Geografi, Struktur Organisasi, Tupoksi, Desjob, Dll yang biasanya ditulis dalam deskripsi lokasi penelitian.
            Uraian teoritis hanya berisikan Teori-teori, Asumsi-asumsi, Konsep-konsep, Proposisi-proposisi, Postulat, Dll yang terkait dengan variabel yang diangkat.
Uraian teoritis dalam pembuatannya terbagi 2, yaitu :
   1.      Uraian Teoritis Penelitian Kuantitatif

       2.      Uraian Teoritis Penelitian Kualitatif

Perbedaan Uraian Teoritis kualitatif dengan kuantitatif hanya pada kerangka konsep. Kerangka konsep hany dipakai pada penelitian kualitatif.
            Kerangka konsep adalah alur berfikir yang sistematik yang berisi kaitan satu konsep.
Kerangka konsep merupakan alur pemikiran guna memecahkan masalah yang diteliti tersebut. Jadi, kerangka pemikiran adalah model, cara, atau langkah-langkah yang dipakai untuk menggarap dan memecahkan masalah yang hendak diteliti. berfungsi untuk membantu memudahkan peneliti melakukan penelitiannya.


Amrizal, dedi, 2017
http://ip.fkip.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/Buku-Pedoman-Skripsi-FKIP-Unsyiah-2012.pdf

Jumat, 13 Oktober 2017

PROSEDUR PEMBUATAN JUDUL DALAM ADMINISTRASI NEGARA

PROSEDUR PEMBUATAN JUDUL DALAM ADMINISTRASI NEGARA
Teknik pembuatan judul :
1.        Kompenen judul yang harus ada
Judul yang baik dalam administrasi negara harus memiliki sifat singkat, padat, kuat, cermat, akurat.
Judul penelitian merupakan identitas atau cermin jiwa dari sebuah penelitian. Judul penelitian berupa kalimat pernyataan yang terdiri dari kata-kata yang konkrit, jelas, singkat, deskriptif (berkaitan atau berurut).secara spesifik mencerminkan isi penelitian yang bakan dilakukan. Halaman judul merupakan halaman pertama proposal, biasanya diberi nomor halaman angka romawi kecil (i). Halaman judul memuat judul proposal, program studi, nama dan nomor sttb mahasiswa, tempat dan tahun. Kalimat-kalimat pada halaman judul diketik simetris (contoh terlampir).
Dalam penulisan judul huruf Times New Roman , Bold/ tebal dan fontnya 16. Judul harus singkat dan jelas. Secara umum informasi dalam halaman judul sama dengan halaman sampul. Pada halaman judul ditambahkan informasi tambahan berupa untuk tujuan dan dalam rangka apa karya ilmiah dibuat oleh mahasiswa
Judul ditulis dalam huruf kapital. Anak judul ditulis dalam format “sentence case”, di tulis dalam baris baru dan tidak menggunakan tanda ( ), tetapi menggunakan tanda ( : ).

Judul menggambarkan tujuan penelitian dan mewakili isi skripsi secara keseluruhan, karena itu harus ditulis secara tepat, namun tetap singkat. Judul merupakan umpan pertama yang anda berikan untuk menarik perhatian calon pembaca sehingga ingin membaca skripsi atau artikel yang anda telah tulis dan mengeksplorasi penelitian yang telah anda lakukan. Judul harus menarik perhatian pembaca dan merefleksikan secara jelas kekuatan/tema/topik utama dari skripsi atau artikel yang anda tulis dan tidak menimbulkan harapan semu (false expectations).
Judul harus sangat spesifik dan ringkas. Usahakan agar judul skripsi tidak lebih panjang dari 15 kata, tidak termasuk kata depan dan kata sambung, dan tidak lebih dari tiga baris. Judul yang terlalu panjang kehilangan fokus, sehingga sulit dipahami; sebaliknya, judul yang terlalu pendek bisa menjadi kurang jelas.Dalam banyak hal, judul bisa dibuat singkat tanpa mengurangi kejelasan.Bila judul sulit dipersingkat (melebihi 15 kata), gunakan anak judul. Gunakan tanda baca titik dua (:) untuk memisahkan anak judul dari induknya.
Judul harus dapat menjawab pertanyaan berikut: (1) Apa yang telah diteliti? (2) Bagaimana penelitian tersebut dilakukan? (3) Apa populasi yang dijadikan target penelitian dan parameter apa yang diukur? (4) Dimana dan dalam konteks apa penelitian tersebut dilaksanakan?Aspek ke 3 dan ke 4 sering diabaikan karena batasan panjang judul.
Hindari menggunakan deskripsi lokasi yang terlalu detail, misalnya nama desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi. Bila indikator lokasi memang diperlukan, gunakan hanya deskripsi lokasi yang mutlak muncul dijudul, selebihnya dapat dikemukakan pada bab Metode. Untuk suatu penelitian yang hasilnya tidak dipengaruhi oleh faktor lokasi, sebaiknya deskripsi lokasi tidak dimunculkan pada judul.
Hindari juga menuliskan detail dari metode pada judul jika penelitian yang dilakukan sesungguhnya bukan untuk menguji atau memvalidasi suatu teknik atau metode. Jika penelitian yang dilakukan terkait pengujian suatu metode atau teknik pengukuran, berikan kata kunci pokoknya saja pada judul (kata atau penamaan yang bisa dikenal pembaca), detailnya dituliskan pada bab Metode.
Pada judul, tidak perlu dituliskan nama ilmiah dari suatu spesies (tanaman atau hewan), jika nama tanaman atau hewan tersebut telah dikenal umum, karena hanya akan memperpanjang judul, dan tidak akan menambah informasi bagi pembaca. Misalnya, padi atau jagung, tidak perlu diikuti nama ilmiah (Oriza sativa) atau (Zea mays). Penulisan nama ilmiah diberikan saat pertama kali kata padi atau jagung disebutkan, yaitu di Abstrak. Namun, jika tanaman yang diteliti bukan spesies yang umum (spesies yang belum banyak diketahui orang), maka nama ilmiah perlu disajikan langsung pada judul agar pembaca tidak bingung saat membaca judul.
Untuk menjaga kejelasannya, hindari memasukkan singkatan yang tidak baku dalam judulkarena menyulitkan pembaca untuk dengan cepat memahaminya. Singkatan baku pun, jika hanya terdiri dari satu kata, lebih baik dituliskan lengkap dari pada hanya singkatannya. Contoh, lebih tepat menuliskan judul: “Flow Injection Analysis of Urea Nitrogen in Soil Extracts” dari pada “Flow Injection Analysis of Urea N in Soil Extracts”; lebih tepat“Reaktivitas Fosfor dalam Tanah … di Malino, Sulawesi”dari pada “Reaktivitas P dalam Tanah … di Malino, Sulawesi”.
Judul dalam administrasi negara harus memiliki kompenen dasar sebagai berikut:
a.         Aspek Penelitian
Aspek penelitian adalah istilah yang menggambarkan metode penelitian, pendekatan penelitian, dan objek penelitian.
Aspek penelitian contohnya :
-          Implementasi ....
-          Pengaruh ...... Terhadap.....
-          Peranan ......... Dalam Meningkatkan ..................
-          Fungsi ............ Dalam Meningkatkan ................
-          Komparasi ...... Dengan ......................
-          Hubungan ....... Dengan ...................
-          Dll
b.      Adanya Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sebuah konsep atau proposisi yang menjadi inti dari judul administrasi negara.
Contoh :
-          Kepemimpinan
-          Implementasi Kebijakan Publik
-          Disiplin Kerja
-          Dll
c.       Adanya Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah satuan analisis yang dipakai untuk mengumpulkan data penelitian. Satuan analisis ini bisa berbentuk orang, sekelompok, atau benda.
d.      Lokasi atau Tempat Penelitian
Tempat dimana kita meneliti
e.       Waktu atau Tahun Penelitian
2.             Masalah Penelitian
Penelitian administrasi negara adalah penelitian yang wajib memiliki masalah.
Masalah = Das Sein – Das Solen
Masalah merupakan kesenjangan yang timbul dari pertemuan antara kondisi yang sebenarnya ( Das Sein ) dengan situasi yang seharusnya ( Das Solen ).
Sumber masalah administrasi negara ada 4 yaitu :
a.       PEOPLE
b.      PROBLEM
c.       PROGRAM
d.      PENOMENAL
3.      Pembuatan Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan adalah penelitian yang harus dilakukan sebelum judul disahkan. Penelitian pendahuluan offline atau garis besarnya sebagai berikut :
a.       Berpatokan pada person pembantu dan pendukung proses penelitian
b.      Masukkan metode penelitian sederhana seperti wawancara, obserpasi, dan dokumentasi
c.       Analisislah data yang ditemukan sehingga menjadi sebuah tema untuk penelitian
d.      Buatlah judul yang baik dari proses yang sudah anda lakukan.



Amrizal,dedi, 2017 




Kamis, 12 Oktober 2017

PROPOSAL PKM-P (PEKAN KREATIVITAS MAHASISWA - PENELITIAN)



PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

ANALISIS POTENSI BERBAHASA INGGRIS GENERASI MUDA DIKAWASAN WISATA DANAU TOBA
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

DiusulkanOleh:

Wilda Yanti Harianto           (1503100050) 2015 (KetuaKelompok)
Rija Br.Bancin                     (1503100018) 2015 (Anggota 1)
Fathia Rahmi                          (1503100069) 2015 (Anggota 2)
           


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2017






DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
1.2.    Permasalahan
1.3.    Tujuan Penelitian
1.4.    Urgensi (Keutamaan) Penelitian
1.5.     Luaran
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Pengertian Analisis
2.2. Pengertian Potensi
2.3. Landasan Teori tentang MEA
2.4. Cara Menghadapi MEA
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1.  Tahapan Penelitian
3.2.  Sumber Data
3.3.   Luaran
3.4.  Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.5.  Cara Penafsiran dan hasil Penyimpulan Penelitian
BAB IV : BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
       4.1. Ringkasan anggaran biaya
       4.2.  Jadwal Kegiatan

BAB V : DAFTAR PUSTAKA
BAB VI : LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota,  dan Pembimbing yang ditandatangani
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra
Lampira 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja















        BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Seiring dengan terus bergulirnya arus globalisasi, segalanya hampir tidak  punya batas lagi. Begitu pula dengan bahasa antar negara. Seluruh negara di dunia sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan bahasanya sendiri untuk hidup  berdampingan dengan negara-negara lain. Berasal dari sini lah akhirnya harus ada satu bahasa yang menjadi bahasa internasional sebagai alat komunikasi yang bisa digunakan di seluruh belahan dunia. Bahasa Inggris pun dipilih menjadi bahasa internasional itu. Keahlian berbahasa internasional (bahasa Inggris) ini diperlukan untuk menguasai ilmu pengetahuan, memiliki pergaulan luas dan karir yang baik. Hal ini membuat semua orang dari berbagai kalangan termotivasi untuk mengusai  bahasa Inggris. Meningkatnya kebutuhan akan berbahasa Inggris di dunia rupanya juga terjadi di Indonesia, apalagi didaerah wisata seperti Danau Toba bahasa inggris sangatlah penting. Bahasa Inggris menjadi penting untuk dipelajari jika tidak ingin tertinggal dengan negara lain. Maka tidak heran, beberapa tahun  belakangan ini pembelajaran bahasa Inggris begitu masif dilakukan di semua tingkat satuan pendidikan, tidak terkecuali pendidikan pra-sekolah yang notabene siswanya dikategorikan sebagai anak usia dini. Banyak institusi pendidikan pra-sekolah, baik yang bertaraf internasional maupun lokal, yang menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran. Bahkan tidak hanya itu,  bahasa Inggris juga digunakan oleh para siswa dan guru sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di lingkungan sekolah. Tidak hanya sekolah pada tataran atau tingkat SMP dan SMA, pada tingkat SD pun pelajaran bahasa Inggris sudah didiajarkan untuk melatih dasar-dasarnya. Bagi sebagian besar murid di Sekolah Dasar, mata pelajaran bahasa Inggris bisa jadi merupakan mata pelajaran baru dan sulit. Hal ini dikarenakan kebiasaan berbahasa mereka di rumah tidak menggunakan bahasa Inggris.
            Kemampuan berbahasa inggris generasi muda dikawsan wisata toba khususnya di daerah Parapat masih terbilang rendah. Hal ini dikarena kurangnya kepedulian masyarakat toba terlebihnya generasi muda disana sehingga mengakibatkan mereka masih banyak yang tidak memahami bahasa inggris padahal mereka berada di daerah wisata yang akan menjadi objek wisata internasional, yang akan menjadi bekal utama bagi mereka untuk menarik wisatawan internasional untuk menikmati keindahan alam, budaya, pasar tradisional dll yang berada disana. Apalagi saat ini sedang berlangsung Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar antar individu. Apabila kita tidak mengetahui bahasa inggris maka kita sebagai generasi muda bangsa ini akan tertinggal dengan bangsa lain.
Salah satu alasan kenapa Generasi Muda dikawasan Danau Toba masih banyak yang tidak dapat berbahasa inggris karena sulit untuk mereka pahami sehingga kemauan mereka untuk mengetahui Nya pun menjadi sangat rendah.
Oleh sebab itu kita sebagai generasi muda seluruh Indonesia khususnya didaearah kawasan Danau Toba harus mulai bangkit untuk mengerti, mamahami dan tau berbahasa inggris terlebih lagi Danau Toba merupakan kawasan wisata internasional, tidak hanya wisatawan lokal saja yang akan berkunjung kesana akan tetapi wisatawan internasional juga. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk dapat mengerti bahasa inggris terlebih lagi disekolah kita juga sudah mempelajarinya, kita dapat belajar bahasa inggris secara otodidak contohnya dengan mendengar musik berbahasa inggris , menonton flim-flim berbahasa inggris, dari youtube dll. Dan cara cepat agar mereka dapat berbahasa inggris yaitu membuat motivasi mereka akan pentingnya bahasa inggris dan memberikan pelajaran tentang bahasa inggris dengan cara yang menyenangkan bagi mereka sehingga mereka dapat dengan mudah untuk mengerti serta berinteraksi secara langsung dengan orang BULE karena itu salah satu cara termudah untuk dapat berbahasa inggris dengan cepat.
Dalam penelitian ini penulis berusaha menganalisis potensi berbahasa inggris generasi muda yang berada dikawasan wisata toba hususnya di daerah PARAPAT.
1.2. Permasalahan
1.      Bagaimana cara agar generasi muda yang berada di kawasan wisata Danau Toba  dapat menguasai bahasa inggris?
2.      Apa saja kendala yang dihadapi generasi muda dikawasan wisata toba sehingga tidak dapat berbasa inggris?
3.      Bagaiman peran generasi muda dikawasan wisata  Danau Toba dalam menghadapi MEA?
1.3.Tujuan Penelitian
1.      Agar generasi muda yang berada dikawasan wisata toba dapat berbahasa inggris sebagai modal untuk dapat berinteraksi dengan wisatawan asing
2.      Agar mengetahui peran generasi muda dikawasan wisata toba dalam menghadapi MEA yang sedang berlangsung di indonesia.
3.      Agar mengetahui hambatan apa yang mengakibatkan Generasi Muda dikawasanb Danau Toba tidak bisa berbahasa inggris.
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
1.      Untuk memberikan masukan tentang betapa pentingnya bahasa inggris terlebih mereka berapa dikawasan wisata.
2.      Untuk meningkatkan potensi generasi muda dalam mengahadapi MEA salah satunya dengan berbahasa inggris
1.5. Luaran
Diharapkan dapat menjadi sebuah bahan bacaan yang berbentuk artikel agar bermanfaat bagi para pembacanya untuk menambah wawasan yang lebih luas, terutama dalam menggali potensi berbahasa inggris generasi muda yang berada di daerah wisata toba Danau Toba serta menhadapi MEA yang sedang berlangsung di Indonesia dengan modal utama dapat berbahasa inggris.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Pengertian Analisis
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi analisis:
1.     KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan
2.    ANNE GREGORY
Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan
3.    DWI PRASTOWO DARMINTO & RIFKA JULIANTY
Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan
4.     SYAHRUL & MOHAMMAD AFDI NIZAR
Analisis berarti melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul 

2.2.   Pengertian Potensi
Secara linguistik, pengertian potensi, antara lain dimuat dalam kamus inggris-indonesia (M.Echols dan Shadily, 2003:440), yakni potency: (1) daya, (2) kekuatan dan (3) kemampuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:784) potensi adlah kemampuan yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan: kekuatan:kemampuan:kesanggupan:daya.
Endra K Pihadhi yang menjelaskan bahwa potensi adalah suatu energi ataupun kekuatan yang masih belum digunakan secara optimal. Dalam hal ini potensi diartikan sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa kekuatan, minat, bakat, kecerdasan, dan lain-lain yang masih belum digunakan secara optimal, sehingga manfaatnya masih belum begitu terasa.
Sri Habsari juga mencoba menjelaskan arti dari kata potensi, yang mana menurutnya potensi adalah kemampuan maupun kekuatan pada diri yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lebih baik dengan sarana dan prasarana yang tepat dan baik.
Potensi sendiri ada beberapa macam dan jenisnya, salah satu jenisnya adalah potensi berpikir. Potensi berpikir sendiri dimiliki oleh semua manusia di dunia, hal ini membuat manusia dimungkinkan untuk mempelajari hal-hal baru dan juga menghasilkan ide-ide dan juga pemikiran baru ataupun informasi baru. Selain itu ada juga potensi fisik yang merupakan potensi yang dimiliki manusia dalam sisi fisik yang biasanya dapat melakukan gerakan yang efektif dan efisien. Orang yang memiliki potensi fisik akan mudah mempelajari segala macam olahraga dan segala jenis permainan dalam olahraga seperti sepakbola, bulu tangkis, dan lain sebagainya.
2.3.  Landasan Teori tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA )
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN dalam bidang perekonomian. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi ke ekonomi global.
Penyatuan ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan membangun perekonomian ASEAN serta mengarahkan ASEAN sebagai tulang punggung perekonomian Asia.
Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan sebuah kemestian. Selain itu negara dalam kawasan juga diharuskan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil.          
MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan yang luar biasa namun beberapa pihak juga mengkhawatirkan kesepakatan ini. Arus bebas barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja tersebut tak pelak menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pihak. Dalam hal ini pasar potensial domestik dan lapangan pekerjaan menjadi taruhan. Sekedar bahan renungan,  indek daya saing global Indonesia tahun 2013-2014 (rangking 38) yang jauh di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunai Darussalam (26) dan satu peringkat di bawah Thailand (37). Di sisi lain coba kita lihat populasi Indonesia yang hampir mencapai 40% populasi ASEAN. Sebuah pasar yang besar tapi tak didukung daya saing yang maksimal. Jangan sampai Indonesia mengulang dampak perdagangan bebas ASEAN China. Berharap peningkatan perekonomian malah kebanjiran produk China.

2.4.            Cara Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Banyak cara sekaligus persiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Hal ini juga merupakan tantangan karena sejatinya pola pikir dan semangat pemerintah serta para pelaku ekonomi Indonesia masih seperti biasanya.
1.    Menurut ekonom dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Edy Suandi Hamid, pemerintah dan pelaku ekonomi harus lebih ofensif menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan memperluas pasar barang, jasa, modal, investasi, dan pasar tenaga kerja. Adanya MEA harus dipandang sebagai bertambahnya pasar Indonesia menjadi lebih dari dua kali lipat, yakni dari 250 juta menjadi 600 juta," katanya. Dengan pola pikir dan semangat seperti itu, dia berharap Indonesia dapat memetik manfaat optimal dari MEA. Perekonomian harus didorong lebih cepat tumbuh, ekspansif, dan berdaya saing, bukan sebaliknya.
2.    Menurut diplomat senior Makarin Wibisono juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi MEA 2015, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan sektor jasa. "Liberalisasi pasar jasa akan menguntungkan bagi Indonesia dalam dinamika MEA," kata Makarim dalam seminar Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok di Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dia, liberalisasi pasar jasa menguntungkan karena meningkatkan kualitas serta menentukan biaya kewajaran bagi tenaga kerja sehingga kemudian meningkatkan daya saing di sektor industri. Pasar jasa yang efisien, menurut Makarim, akan meningkatkan pilihan konsumen, produktivitas, kompetisi, dan kesempatan untuk pembangunan sektor jasa baru. "Jika terjadi inefisiensi, dampak negatifnya pada produktivitas, inovasi, distribusi teknologi, dan menghalangi tercapainya pertumbuhan optimal," kata Duta Besar Indonesia untuk PBB (2004--2007) ini.
3.    Menurut rektor Universitas Sebelas Maret (Solo) Ravik Karsidi salah satu persiapan UNS adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan hard skill dan soft skill. Dari segi hard skill, UNS mempersiapkan kurikulum agar mahasiswanya mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi luar negeri. Sementara itu, dari segi soft skill, UNS membekali mahasiswanya dengan persiapan spiritual dan mental melalui pelatihan spiritual quotient (SQ). Program ini ditindaklanjuti dengan pelatihan soft skill di tingkat fakultas. Di antara pelatihan itu adalah tentang kepemimpinan, komunikasi dan kemampuan bahasa.
Jadi dapat penulis simpulkan, untuk mengatasi tantangan serta resiko yang mungkin akan muncul dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dapat dilakukan dengan membekali diri dengan ilmu pengetahuan, menanamkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri, serta mempertajam soft skill dan hard skill masyarakat.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.   Tahapan Penelitian
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan / lebih, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain. masalah yang diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional 1 unsur bersama unsur lainnya. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, meginterprestasi data, dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.
3.2.   Sumber Data
1.      Wawancara                                                                                                              Adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.
2.      Observasi
Adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tigkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar penelitian memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

3.3 Luaran

Penelitian ini akan melibatkan populasi yang berasal dari pemuda yang berada di kawasan wisata toba sebagai sample.

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat memperhatikan pengadaan dan pengumpulan data yang memperhatikan sifat serta karakteristik penelitian yang dilakukan, kualifikasi pengumpulan data dan lain sebagainya.
2.Analisis Data
           Dalam metode analisis kualitatif dilakukan melalui 6 tahap,yaitu:
·      Mengkategorisasikan
·      Mewawancarai responden atau key informen
·      Analisis terhadap temuan dilapangan
·      Identifikasi temuan lapangan
·      Menghipotesis permasalahan
·      Penyimpulan masalah

3.5 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian

Sejalan dengan teknik analisis kualitatif, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian ini didasarkan pada proses kerja kulitatif. Proses kerja itu mencakupi tahap perumusan kualitatif, tahap pengujian hipotesis berdasarkan data yang tersedia, dan tahap perumusan hipotesis baru jika hipotesis pertama tidak teruji, sampai dengan tahap pemecahan masalah, yang terujinya hipotesis berdasarkan bukti yang ada. Dengan demikian, penafsiran samapai dengan penyimpulan hasil analisis dapat berlangsung secara berulang. Proses itu berhenti jika tercapai pemecahan masalah, yaitu dicapainya simpulan yang berupa terujinya kebenaran hipotesis, yakni hipotesis yang tidak bertentangan dengan bukti yang ada.

 






BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Ringkasan anggaran biaya

Tabel Ringkasan Anggaran Biaya
No.
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1.
Peralatan Penunjang (20%)
1.512.000
2.
Bahan Habis Pakai (40%)
3.024.000
3.
Perjalanan (20%)
1.512.000
4.
Lain-lain: Administrasi, Publikasi, Seminar, Laporan (10%)
756.000

 

4.2 Jadwal Kegiatan

Penelitian ini akan melibatkan seluruh peserta dalam waktu tiga bulan. Adapun jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut:
No.
Jenis Kegiatan
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
1.
Persiapan Penelitian

 





2.
Penyusunan Instrumen Penelitian





3.
Pengambilan Data Lapangan





4.
Pengolahan Data





5.
Proses Analisis Data





6.
Pembuatan Laporan Akhir





7.
Pelaporan dan Seminar





8.
Penerbitan Artikel





9.
Evaluasi Tim







BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Sumber data online :
http://www.kompasiana.com/herper/peningkatan-kemampuan-berbahasa-inggris-dengan-konsep-kota-inggris-menyambut-mea-2015_54f3427f745513932b6c6e14
http://lsp.fkip.uns.ac.id/peran-pemuda-indonesia-dalam-menghadapi-asean-economic-community-aec-atau-masyarakat-ekonomi-asean-mea-wahyuningsih-2014/






 




BAB VI : LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Wilda Yanti Harianto
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
FISIP/Ilmu Administrasi Negara
4
NPM
1503100050
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Pematangsiantar, 07 Juli 1997
6
Email
7
No. Hp
081354137061
B. Riwayat Pendidikan

SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Nama Institusi
SDN 122362
Yayasan Perguruan MARS
Yayasan Perguruan Sultan Agung
Jurusan
-
-
IPA
Tahun Masuk-Lulus
2003-2009
2009-2012
2012-2015
C. Pemakalah Seminar Nasional (Oral Persentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
D.      Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
Semua data yang saya isikan dan saya camtumkan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan yang saya camtumkan saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dan pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) dengan judul “Analisis Potensi Berbahasa Inggris pada Generasi Muda di Kawasan Wisata Danau Toba”.
 
 Medan, 25 April  2017
    Ketua Pelaksana Penelitian
     (Wilda Yanti Harianto)
A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Rija Br.Bancin
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
FISIP/Ilmu Administrasi Negara
4
NPM
1503100018
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Sirimomungkur, 18 Juli 1997
6
Email
7
No. Hp
081237384690
B. Riwayat Pendidikan

SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Nama Institusi
SDN 2 Siompin
SMP N 1 Siompin
SMA N 1 Siompin
Jurusan
-
-
IPS
Tahun Masuk-Lulus
2003-2009
2009-2012
2012-2015
C. Pemakalah Seminar Nasional (Oral Persentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
D.  Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
Semua data yang saya isikan dan saya camtumkan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan yang saya camtumkan saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dan pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) dengan judul “Analisis Potensi Berbahasa Inggris Generasi Muda Dikawasan Wisata Danau Toba ”.
 Medan, 25 April  2017
Anggota 1      
(Rija Br.Bancin)

A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Fathia Rahmi
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Program Studi
FISIP/Ilmu Administrasi Negara
4
NPM
1503100069
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Medan, 17 Januari 1997
6
Email
7
No. Hp
082384190577
B. Riwayat Pendidikan

SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Nama Institusi
SDN 06498
SMP Swadaya Medan
SMAN Muhammadiyah 1 Medan
Jurusan
-
-
IPA
Tahun Masuk-Lulus
2003-2009
2009-2012
2012-2015
C. Pemakalah Seminar Nasional (Oral Persentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
D.  Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
Semua data yang saya isikan dan saya camtumkan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan yang saya camtumkan saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dan pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) dengan judul “Analisis Potensi Berbahasa Inggris Generasi Muda Dikawasan Wisata Danau Toba”.

Medan, 25 April  2017
Anggota 2
(Fathia Rahmi)


A. Identitas Diri
1
Nama Lengkap
Dedi Amrizal S.Sos.,M.Si
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
3
Program Studi
FISIP/Ilmu Administrasi Negara
4
NIDN
0110097201
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Medan, 10 September
6
Email
7
No. Hp
081397890706
B. Riwayat Pendidikan

SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Nama Institusi
SDN NO 060786
SMPN 10
SMAN 3
Jurusan
-
-
IPS
Tahun Masuk-Lulus
1978-1983
1984-1986
1987-1989
C. Pemakalah Seminar Nasional (Oral Persentation)
No
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Tahun
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
Semua data yang saya isikan dan saya camtumkan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari dijumpai ketidaksesuaian dengan yang saya camtumkan saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dan pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) dengan judul “Analisis Potensi Berbahasa Inggris Generasi Muda Dikawasan Wisata Danau Toba ”.



Medan, 25 April  2017
Dosen Pendamping

                                                                                                 
  (Dedi Amrizal S.Sos.,M.Si)

 

 

 




 

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Biaya

1.      Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Tas dan Map Data
Penyimpanan Data
2  buah
100.000
200.000
Flashdisk
Penyimpanan Data
2  buah
84.000
252.000
Buku Pendukung
Wawancara
5  eks
110.000
550.000
CD/RW
Laporan Hasil
7 buah
30.000
210.000
Internet
Analisis Data
12  kali
25.000
300.000
Sub total (Rp)
1.512.000

2.  Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Kertas A4 dan F4
Analisa Data dan Laporan Akhir
8 rim
35.000
280.000
Tinta Merk Broder
Printer
12 botol
39.500
474.000
Makan  Diperjalanan
Keperluan Enumerator
 8 kali
190.000
1.520.000
ATK
Penelitian Lapangan
5  paket
150.000
750.000
Sub Total (Rp)
3.024.000

3.  Perjalanan
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Servis Mobil
Perawatan
1
200.000
200.000
Bensin Dalam Kota
Menemui Informan
2
100.000
200.000
Makan
Menemui Tokoh
3
100.000
300.000
doorsmeer
Cuci Mobil
4
50.000
200.000
Buah atau makanan
Buah Tangan
4
153.000
612.000
Sub Total (Rp)
1.512.000


4. Lain-lain
Material
Justifikasi Perjalanan
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Wawancara
Diskusi
5  kali
75.000
375.000
Bahan Penjilidan Laporan Akhir
Laporan Akhir
1 paket
151.000
151.000
Ongkos Penerbitan Artikel
Laporan Akhir
1 paket
180.000
180.000
Biaya Seminar
Laporan Akhir
1 paket
50.000
50.000
Sub Total (Rp)
756.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp)
6.804.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No.
Nama / NPM
Program Studi
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (jam/minggu)
Uraian Tugas
1.
Wilda Yanti Harianto (1503100050)
IAN
Sosial
Mengkoordinasi anggota kelompok serta menyusun dan mendesain proposal
2.
Rija Br.Bancin (1503100018)
IAN
Sosial
Mengumpulkan informasi-informasi terkait dengan judul penelitian.
3.
Fathia Rahmi (1503100069)
IAN
Sosial

Melakukan observasi